Peretas (hacker) asal China diduga berhasil mencuri sejumlah dokumen pemerintah Korea Selatan (Korsel) untuk urusan pertahanan dan luar negeri melalui jaringan komputer. Bila benar, ini adalah untuk kesekian kalinya Korsel mengalami serangan dari para hacker China.
Menurut sumber dari Badan Intelijen Nasional, yang tidak disebutkan namanya, jaringan komputer pemerintah berhasil dibobol hacker dengan menyalahgunakan akun email para diplomat, staf presiden, dan orang-orang lain yang juga dekat dengan kekuasaan.
Laman surat kabar Korsel, JoongAngIlbo, Jumat, 15 Oktober 2010, mengungkapkan sebuah kasus dimana peretas berhasil memasuki sistem komputer sasaran setelah seorang pegawai pemerintah terpancing membuka lampiran sebuah surel (email) mengenai jadwal kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Il, ke China bulan lalu. Surel tersebut tidak dicurigai sedikitpun karena hacker menggunakan akun email seorang pejabat tinggi di Seoul.
Lampiran pada email tersebut ternyata berisikan sebuah program peretas yang langsung aktif setelah email dibuka. Akibatnya, dua dokumen laporan pertahanan Korsel raib dari sistem.
Pemerintah Korsel belum memberi tanggapan atas insiden itu. Sebelumnya, pada awal 2010, ulah para hacker seperti kasus di atas telah diperingatkan sebelumnya oleh agen mata-mata Korsel.
Dugaan mengarah ke China setelah dilakukan pelacakan email pengirim. Hacker tersebut menggunakan dua portal utama Korsel, yaitu Naver dan Daum. Setelah dilakukan pelacakan pada alamat protokol internet (IP address), ditemukan bahwa para hacker menggunakan sebuah komputer di China.
Sebelumnya, Korsel sudah dua kali mendapat serangan dari hacker. Pada Juni, akses ke salah satu situs kementrian keamanan dan Administrasi Publik terhenti selama beberapa jam. Hal ini dikarenakan 120 situs di China secara serempak berusaha untuk masuk agar akses menjadi berat dan berhenti.
Tahun lalu, situs pemerintah Korsel dan Amerika Serikat lumpuh oleh serangan dunia maya yang diduga dilakukan oleh Korea Utara. Namun ahli di AS mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Korut atau negara lain yang melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar